Benarkah Anggapan Obat Sebaiknya Diminum Setelah Makan?

“Adanya anggapan dari masyarakat bahwa obat sebaiknya diminum setelah makan menjadikan perhatian terhadap informasi kapan waktu minum obat yang tepat menjadi rendah. Apakah benar bahwa obat sebaiknya diminum setelah makan?”

Tentu tidak semua obat sebaiknya digunakan setelah makan. Waktu minum obat sangat terkait dengan sifat obat itu sendiri, ada obat yang sebaiknya digunakan sebelum makan, ada sebagian yang sebaiknya diminum sewaktu makan setelah suapan pertama, dan yang lainnya lebih baik digunakan setelah makan. Ada hubungan yang erat antara makanan dengan obat, dikenal dengan istilah interaksi obat dan makanan.

Makanan dapat menyebabkan obat lebih lama berada di lambung sehingga terpapar suasana asam lebih lama. Obat yang rusak oleh suasana asam sebaiknya digunakan sebelum makan (perut kosong) agar obat hanya sebentar berada di lambung sehingga jumlah obat yang rusak oleh asam lambung diharapkan hanya sedikit. Pada sisi lain, obat yang perlu suasana asam agar bisa diserap oleh tubuh dengan baik sebaiknya digunakan setelah makan agar terpapar asam dan lebih banyak diserap tubuh sehingga efek obat lebih baik.

Jika anda perhatikan pada etiket obat dari apotek atau rumah sakit tertulis “Sebelum/Sewaktu/Setelah Makan”. Biasanya salah satu dari 3 pilihan ini dilingkari untuk menunjukkan waktu minum obat. Lalu, apa makna informasi tersebut?

Sebelum makan

Penggunaan obat sebelum makan dimaksudkan agar obat diminum dalam keadaan perut  kosong. Minum obat tersebut satu jam sebelum anda mulai makan. Jika anda terlanjur makan namun lupa atau belum minum obat, maka bisa juga anda minum obat paling cepat 2 jam setelah anda selesai makan. Antibiotik seperti azitromisin, ampicillin, eritromisin, dan isoniazid merupakan contoh obat yang sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong. Penggunaan obat tersebut bersama makan justru membuat obat banyak dirusak oleh asam lambung sehingga efeknya akan berkurang. Ciprofloxacin sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, karena bisa berikatan dengan logam seperti Mg dan Zn dalam makanan yang akan mengurangi efeknya.

Sewaktu makan

Antibiotik (griseovulfin) sebaiknya diminum pada saat anda makan (terutama makanan berlemak) agar penyerapannya lebih optimal.

 

Setelah makan

Beberapa obat lainnya sebaiknya digunakan setelah makan. Penggunaan obat setelah makan berarti obat digunakan dalam waktu 30 menit setelah selesai makan. Obat yang mempunyai efek samping menimbulkan mual atau muntah sebaiknya digunakan setelah makan untuk meredam efek samping ini, sebagai contoh yaitu allopurinol (obat asam urat). Selain itu, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yaitu mengiritasi lambung sehingga penggunaannya setelah makan dapat meminimalisir efek iritasi pada lambung, contohnya obat antinyeri (aspirin, diklofenak, dan ibuprofen) serta deksametason. Obat salep untuk sariawan sebaiknya digunakan setelah makan agar obat tidak hilang bersama dengan makanan dan dapat bertahan lebih lama.Itrakonazol dan ketoconazol memerlukan suasana asam agar diserap oleh tubuh, sehingga penggunaan obat tersebut bersama makan akan membuat obat terpapar oleh asam lebih  lama dan dapat diserap lebih banyak oleh tubuh. Obat lainnya memerlukan makanan agar ia bisa diserap oleh tubuh secara lebih optimal, sebagai contoh yaitu obat HIV seperti ritonavir, karena obat tersebut

Pagi atau malam hari

Obat antihipertensi (seperti kaptopril) disarankan untuk digunakan pada waktu pagi hari, karena obat ini menyebabkan efek samping sering buang air kecil sehingga jika digunakan malam hari akan mengganggu istirahat. Obat pencahar juga sebaiknya diminum pagi hari sewaktu perut kosong. Obat antikolesteral (seperti simvastatin) lebih efektif jika digunakan malam hari, karena ia bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol dimana kolesterol banyak diproduksi malam hari. Obat yang menyebabkan efek samping ngantuk seperti obat anticemas (diazepam) dan antialergi (cetirizin, CTM) justru sebaiknya digunakan malam hari sehingga akan membantu istirahat dan tidak mengganggu aktivitas siang hari serta dilarang digunakan sebelum mengemudi karena dapat memicu kecelakaan (kecuali satpam tentunya).

Pedulilah dengan obat anda. Konsultasikan obat anda dengan dokter atau apoteker, tidak perlu sungkan. Pertanyaan sederhana seperti “Kapan seharusnya saya minum obat saya? Apakah sebelum atau sesudah makan?” bisa jadi berdampak besar pada kesembuhan anda. Dengarkan dan patuhilah informasi dari mereka.

About Rifqi Rokhman

M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt. Dosen Fakultas Farmasi UGM
This entry was posted in My Journey and tagged , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.